Sunday, October 6, 2019

MELAWAN HOAX DI ERA DIGITAL

 Di Era digital yang canggih ini bukan hal yang baru jika informasi banyak yang hoax. Hoax adalah adalah informasi yang sesungguhnya tidak benar, tetapi dibuat seolah-olah benar adanya. 
  Total Penduduk Indonesia mencapai 268,2 juta jiwa, sementara diketahui pengguna Mobile mencapai 355,5 juta.  Pengguna Internet, tercatat ada 150 juta pengguna internet aktif, ini berarti 56% dari total jumlah penduduk Indonesia sudah menggunakan internet. Demikian pula dengan media sosial, rata-rata 50% lebih penduduk Indonesia aktif menggunakan media sosial. Menurut data tersebut sudah terbukti bahwa di Indonesia banyak yang menggunakan internet dan media sosial. Dari situs online yang digunakan, masyarakat Indonesia merupakan pengguna Facebook (FB) dengan urutan nomor delapan di dunia. Jumlah penduduk yang banyak menjadikan Indonesia meraih posisi yang cukup tinggi. Artinya, mayoritas masyarakat Indonesia lebih banyak menggunakan media sosial dibandingkan situs yang lainnya. Dengan adanya berita hoax maka diperlukan penetrasi internet untuk menyaring berita hoax. 
Seperti yang terlansir pada halaman kompas.com, Minggu (8/1/2016), Ketua Masyarakat Indonesia Anti Hoax Septiaji Eko Nugroho menguraikan lima langkah sederhana yang bisa membantu dalam mengidentifikasi mana berita hoax dan mana berita asli. Berikut penjelasannya:
 1. Hati-hati dengan judul provokatif
 Berita hoax seringkali menggunakan judul yang provokatif. Isinya pun bisa diambil dari berita media resmi, hanya saja diubah-ubah agar menimbulkan persepsi sesuai yang dikehendaki sang pembuat hoax. Oleh karenanya, apabila menjumpai berita dengan judul provokatif, sebaiknya mencari berita yang mirip atau serupa, kemudian bandingkan isinya, apakah sama atau berbeda. Dengan demikian, setidaknya Anda sebabagi pembaca bisa memperoleh kesimpulan yang lebih berimbang.
 2. Cermati alamat situs
 Untuk informasi yang diperoleh dari website atau mencantumkan link, cermatilah alamat URL situs dimaksud. 
3. Periksa fakta
 Perhatikan dari mana berita berasal dan siapa sumbernya. Hal  yang perlu diamati adalah perbedaan antara berita yang dibuat berdasarkan fakta dan opini. Fakta adalah peristiwa yang terjadi dengan kesaksian dan bukti, sementara opini adalah pendapat dan kesan dari penulis berita sehingga memiliki kecenderungan untuk bersifat subyektif.
4. Cek keaslian foto
 Di era teknologi digital saat ini , bukan hanya konten berupa teks yang bisa dimanipulasi, melainkan juga konten lain berupa foto atau video. Ada kalanya pembuat berita palsu juga mengedit foto untuk memprovokasi pembaca.
Cara untuk mengecek keaslian foto bisa dengan memanfaatkan mesin pencari Google, yakni dengan melakukan drag-and-drop ke kolom pencarian Google Images. Hasil pencarian akan menyajikan gambar-gambar serupa yang terdapat di internet sehingga bisa dibandingkan.
5. Ikut serta grup diskusi anti-hoax

  Muhammad Khairil dari Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mapindo) di acara Ngobrol Publik Online dengan tajuk Hati-hati Hoaks mengatakan, informasi hoaks bukan hanya berita, bisa juga foto, dan video. Namun, upaya untuk memerangi hoaks terus tumbuh, salah satunya dilakukan Mapindo dengan memeriksa untuk bisa menyatakan suatu informasi sebagai fakta atau hoaks.
 Menurut Khairil untuk dapat memerangi hoaks butuh penguatan literasi, terutama dalam menguatkan nalar atau berpikir kritis. Hoaks biasanya menyentuh emosional seseorang lewat judul yang bombastis dan menarik perhatian.

“Kami dapat laporan dari situs, gambar, video, dan melakukan pencarian sumber referensi sebanyak mungkin, seharian bisa periksa hoaks. Rujukan ke media yang kredibel bisa membantu untuk yakin apakah informasi itu fakta atau hoaks. Intinya tulisan harus ada nama penulis, susuan redaksi, dan alamatnya. Adapun untuk gambar, ada tools digital yang dipakai untuk mengecek,” ujar Khairil.

Khairil mengatakan, banyak informasi hoaks yang bisa dibuktikan kalau informasi memang bohong. Namun, banyak pihak yang tetap lebih memilih percaya hoaks. “Mesti sabar. Kami konsisten, kalau ada hoaks ya kasih tahu, meskipun enggak direspon. Lama-lama orang jadi bisa nanya, apakah ini hoaks atau beneran,” kata Khairil.



Sumber:
https://kominfo.go.id/content/detail/8949/ini-cara-mengatasi-berita-hoax-di-dunia-maya/0/sorotan_media
https://zonasultra.com/ini-cara-mengatasi-berita-hoax-di-dunia-maya.html
https://kompas.id/baca/utama/2019/06/19/melawan-hoaks-di-era-digital/ 

No comments:

Post a Comment